Tuesday, April 12, 2011

One Rule at a Time

extracted from The Sun, 5th April 2011

Scene: Capital Café, KL

MOHAN: I thought after the recent national hullabaloo over Valentine’s Day, there would be some respite before something else becomes controversial and be ruled as unIslamic and therefore forbidden to Muslims.

Azman: I thought so too. After the rulings prohibiting Muslims from yoga and forbidden from celebrating Valentine’s Day our ulamak would take it easy a bit. But that’s not to be. And now the line dance poco poco is forbidden in Perak and the National Fatwa Council is going to decide whether it is unIslamic.

Chong: I think it will rule that it is unIslamic. Sorry Azman, no more poco poco for you.

Azman: I know. The world is laughing at us. Muslim countries are also laughing at us. Any thought on this Cikgu?

Zain: Well, I don’t do the poco poco. I don’t do yoga. I celebrate Valentine’s Day not because of Valentine but because it is a day to celebrate love. Valentine’s Day is also celebrated in many Arab countries. The Arab diplomats here are amazed at our capacity to make life miserable. Many of them complain that our wedding receptions are very boring. In their countries they really celebrate the weddings of their children, relatives and friends.

Azman: Maybe our religious scholars want to make us better Muslims than the Muslims in the Middle East. If that’s so I wish them luck. But the point is they are only involved in making a big thing out of some peripheral things. They do not get involved in more substantive matters like how to make Islam be seen as a religion of peace by the non-Muslims.

Zain: And that its followers are peaceful and model human beings. No, they won’t be involved in that. It takes too much effort. And no populist appeal.

Azman: And so we suffer. I hope they won’t pronounce ballet dancing unIslamic. My daughter is attending ballet classes. Chong, I think the non-Muslims don’t know how lucky they are.

Chong: If you are worried about the growing number of restrictions imposed by your ulamak on you, what do you think this trend is doing to us? It is frightening us. We see it as growing Islamisation. To us we see Islam playing a bigger role in the life of this country.

Azman: But it doesn’t affect you?

Mohan: But it does, my friend. Already we are wary about inviting our Muslim friends to our open houses during our festivals. Not many come over these days anyway. In the living room of my house is a large picture of Shiva and Parvathy. Some Muslims would not come over because of the picture. My mother and my wife would not have it taken down for the festival. And do Christians have to take down the crufixes and the pictures of Jesus and Mary for Christmas just because some Muslim friends are coming over? So the rulings do affect us my friend.

Azman: Well, many of us are also worried. Now it is yoga and poco poco. Maybe soon Muslims would be prohibited from attending Indian dance displays where often the image of the Hindu god of dance, Nataraja, would be present. I won’t be surprised if one day tai chi and qigong would be ruled forbidden to Muslims. Maybe even taekwondo and judo where some of your grandchildren are involved Cikgu.

Zain: In some Muslim countries, like in Iran for instance, they have what is called a guardian council made up mostly of ulamak which prunes the constitution of rules or laws that it deems unIslamic. Any law passed by parliament must go to this council which will scrutinise it for unIslamic characteristics. Everything it seems must be syariah compliant. Only then will it be gazetted.

Mohan: Exactly, Cikgu.

Zain: I am sure many of our ulamak believe that we should have that council which in Iran is even superior than parliament. But in the meantime our ulamak separately or collectively are playing that role.

Mohan: We fear this gradual Islamisation of the country. It is nothing at the moment but what is happening now may grow gradually into something that threatens the secular – not a 100% now – character of the country.

Chong: I am a 100% with you Mohan. Azman you said just now that you and many other Muslims in this country are also worried about this trend – ini tak boleh, itu tak boleh – but what are you doing about it.

http://www.thesundaily.com/article.cfm?id=59640

Wednesday, January 12, 2011

PROMOSI KEMM 1511

JANGAN LEPASKAN PELUANG YANG HANYA DATANG DALAM MASA 500 TAHUN INI.
SURELY
IT'S A LIFETIME OPPORTUNITY



UNTUK MAKLUMAT LANJUT SERTA PENDAFTARAN
LAYARI
http://kemm1511.net/melaka/

Wednesday, December 22, 2010

Teh dan Garam

Imam Asy-Syahid berkunjung ke salah satu perkampungan di Sha’id. Ikhwan Sha’id menyambutnya dengan menyelenggarakan pertemuan akhbar pada hari itu. Selesai pertemuan, seorang petani meminta dengan sangat agar Imam Asy-Syahid mengunjunyi rumahnya. Padahal, jumlah anggota Ikhwan di Sha’id sangat banyak dan jadwal pertemuan sangat padat. Namun, kerana petani tua tersebut memohon dengan sangat, maka Imam asy-Syahid menyanggupi dengan syarat hanya di rumahnya dan tidak lebih dari sekedar minum secangkir teh.

Maka, Imam Asy-Syahid menyertai al-akh petani menuju ke rumahnya. Ia sangat tenang mendapat kunjungan Imam Asy-Syahid. Sesampai di rumahnya, ia menyuruh istrinya segera menyiapkan secangkir teh.

Al-Akh petani tersebut benar-benar bahagia. Imam Asy-Syahid meminum teh sambil tersenyum serta beramah-tamah berusaha menyenangkan hatinya. Setelah itu Imam Asy-syahid berpamitan dan al-akh petani itu pun menghantar beliau sampai bertemu dengan rombongan anggota Ikhwan yang telah menunggu.

Usai demikian, petani tua tersebut segera kembali ke rumahnya. Bergegas ia mangambil cangkir untuk meminum air teh yang tersisa. Akan tetapi, betapa ia sangat kaget setelah mengetahui ternyata teh yang disuguhkan bercampur dengan garam, bukan gula. Tetapi, ia heran bercampur bingung, sebab tiada air teh yang tersisa kecuali hanya bekas-bekasnya.

Dipetik daripada

Khozin Abu Faqih (2006) Bersama 6 Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin, Auliya’ Press: Surakarta

Saturday, November 13, 2010

Palestine: Millennia of War

Assalamualaikum.

This a part of my University of New South Wales (UNSW) Foundation Year Academic English seminar presentation.

Palestine: Millenia of War

note: the discussion and conclusion are not included.

Wednesday, September 22, 2010

Dunia Pendakwah atau Pendakwah Dunia?


Assalamualaikum,

Dunia pendakwah bukan semata-mata dunia retorik dan permainan kata-kata, tetapi ianya adalah dunia pergerakan yang penuh bergelora dan bersifat dinamik yang membawa misi besar untuk perubahan yang penuh dengan halangan dan rintangan.

Dunia pendakwah adalah dunia besar yang tidak hanya mengubah wajah peribadi tapi juga mengubah wajah umat manusia dan bahkan wajah dunia juga.

Ruang lingkup dunia pendakwah :

  1. Tidak semata-mata berbicara tentang agama malah berbicara tentang semua persoalan sehingga menghadirkan peradaban baru yang menakjubkan.
  2. Tidak hanya menangani isu berskala lokal tapi juga antarabangsa.
  3. Tidak hanya berbicara dengan wilayah dunia semata-mata tetapi juga berbicara nun jauh melampaui sehingga ke wilayah akhirat.

Dunia pendakwah adalah dunia luas yang menembusi waktu serta melintasi jarak dan zaman yang teramat panjang.

Jika pekerjaan dunia menuntut kita bersikap profesional maka kerja dakwah yang janji kebaikannya tidak terhitung sudah tentunya menuntut kerja yang lebih profesional.

Jika dalam menyembelih binatang yang dianggap persoalan ringan itupun, kita diminta bersikap profesional sebagaimana disebut dalam sebuah hadis Nabi :

“…maka jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan profesional (itqan)”

Berdasarkan kaedah di atas, maka dakwah yang wilayah garapannya mencakupi dunia dan akhirat tentunya kita diminta lebih bersikap profesional lagi.

Usaha dakwah profesional dari sudut kerja duniawi adalah bagaimana kita berusaha untuk menyiapkan segala perbekalan secara optimum meliputi berbagai sudut keilmuan yang :

  1. Berkait dengan ilmu-ilmu syariat.
  2. Berkait dengan ilmu-ilmu kejiwaan.

Selain itu penyajiannya juga dibuat secara profesional dengan penggunaan segala kemudahan teknologi dan media secara optimum untuk memastikan penyampaian nilai-nilai yang tinggi pada objek dakwah.

Profesional secara ukhrawi ialah bagaimana kita berusaha untuk membersihkan niat kita agar

  1. Sentiasa mencari ridha Allah swt sehingga pengorbanan dan perjuangan menjadi nikmat yang tidak terbayang.
  2. Menyelaraskan kata-kata dengan perbuatan sehingga cahaya kebenaran mampu menembusi kegelapan hati yang paling dalam.

Dakwah profesional adalah dakwah yang layak untuk mendapat pertolongan dan kemenangan.

Pendakwah profesional benar-benar memahami dunianya.

Dunia pendakwah difahaminya sebagai :

  1. Dunia perjuangan dan pengorbanan.
  2. Dunia memberi bukan meminta.
  3. Dunia panjang tanpa batas.
  4. Dunia curam yang dipenuhi berbagai tipu muslihat.

Namun pendakwah profesional memahami betul bahwa pengorbanannya di jalan dakwah tidak akan pernah hilang tanpa perhitungan.

Hanya pendakwah profesional yang mampu memahami dakwah sementara mereka yang ingin mendapat nikmat kehidupan dari dakwah tidak akan pernah merasai manisnya dakwah dan perjuangan meskipun memiliki dunia dari hasil dakwahnya.

Pendakwah profesional :

  1. Tidak pernah mengeluh kerana beratnya bebanan.
  2. Tidak pernah sedih kerana sedikitnya hadirin dan sepinya sanjungan.
  3. Tidak pernah kecewa kerana tidak ada sambutan dan hidangan.
  4. Tidak pernah putus asa kerana lama dan panjangnya perjuangan.

Bekerja dan terus bekerja begitulah slogannya, dijejaknya jalan-jalan perkampungan di tengah-tengah teriknya mentari dan gerimis hujan, menyeru dan memanggil umat agar kembali kepada kebenaran tanpa pernah menampakkan wajah keletihan dan penampilan kesedihan.

Pendakwah profesional, walau ke hujung gunungpun dia akan datang memenuhi undangan meskipun tanpa jemputan.

Pendakwah profesional rela bergadang hingga larut malam membuat projek-projek besar untuk penyelamatan ummah di tengah-tengah lelapnya masyarakat dalam keterlenaan.

Pendakwah profesional rela mengorbankan apa yang dimiliki demi kebaikan umat dan lingkungannya.

  1. Semakin panjang jalan yang ditempuh, semakin nikmat dirasakan.
  2. Semakin berat medan yang dihadapi, semakin membuat dirinya tegak berdiri.
  3. Semakin besar pengorbanan yang diberi, semakin membahagiakan.

Meskipun dalam perjalanannya ia memerlukan pembiayaan, dia tidak pernah menampakkan wajah mengharap dan belas kasihan kepada umat, bahkan ketika diberi, dia mampu berkata :

”Sesungguhnya aku tidak meminta upah kepada kamu, upahku hanya dari Allah swt”.

Senandung bahagia sebegini sentiasa terlantun dari lisannya ketika kelalaian dunia mengekangnya maka dia berucap :

Kami pendakwah sebelum segala sesuatu

Ketika keletihan dirasa, dia berucap :

Kami sekelompok kaum yang bernikmat-nikmat dengan keletihan dakwah

Ketika kelesuan berdakwah dirasa, dia berucap :

Tidak akan mulia suatu kaum yang meninggalkan dakwah dan memburu dunia”.

Meskipun secara ekonomi, kehidupannya cukup sederhana bahkan sering mengalami kekurangan, namun dia berani berkata dengan lantang :

”Jika orang-orang seperti kita, bukan jika kita seperti orang-orang”.

Kemuliaan pendakwah profesional tidak pernah pudar meskipun :

  1. Wang tiada.
  2. Rumah hanya menyewa.
  3. Pakaian sederhana.
  4. Makan seadanya.
  5. Berjalan beralaskan kasut yang mungkin sudah lusuh.

Bahkan ditengah-tengah kesukarannya, dia mampu memberi, kerana dia faham :

  1. Siapa yang menghidupkan dakwah, dia akan mulia.
  2. Siapa yang mencari kehidupan dari dakwah, akan hina.

Ketika dia tidak mampu memberi, maka cucuran air mata kesedihan tidak mampu lagi dibendung kerana merasai tertinggal dalam memenuhi panggilan kebaikan.

Sebahagian orang :

  1. Merendah-rendahkan mereka.
  2. Menganggapnya aneh.
  3. Mencelanya.
  4. Memfitnahnya.
  5. Menggertaknya.
  6. Menyiksanya.
  7. Mengusirnya.
  8. Membunuhnya.

Namun dia tidak pernah peduli.

Pendakwah profesional memahami bahwa itulah jalan suci, jalan yang dirintis oleh para Nabi.

Perjuangan panjang yang :

  1. Dimulai dengan keikhlasan.
  2. Disemai dengan kesabaran.
  3. Disirami dengan istiqamah.
  4. Dipupuk dengan pengorbanan.
  5. Dirawat dengan doa dan munajat.

Akhirnya membuahkan suatu harapan.

Mungkin perlahan pada mulanya namun pasti, pohon dakwah nan indah ini akan menampakkan hasil tempaannya apabila setiap anggota masyarakat mulai sedar dari buaian mimpi mereka.

Mereka yang sedar merasa gelisah ketika berdiam diri melihat kehinaan yang berlaku di dalam masyarakat. Mereka bahu membahu memperkuatkan barisan, mengajak dan menyeru semua kalangan untuk memperkuatkan perjuangan.

Apabila pohon dakwah semakin besar, para tokoh mula ingin turut serta di dalamnya. Sambutan kemenangan tidak hanya di bandar bahkan di daerah dan seluruh pelosok desa, dakwah memperlihatkan wajah segarnya.

Pada ketika itulah para pendakwah mulai dikenali, bahkan :

  1. Menjadi terkenal.
  2. Dirinya mula dijadikan pusat rujukan dan perundingan.
  3. Saranan dan pendapatnya didengar.
  4. Fatwanya dipatuhi.
  5. Keputusannya dituruti.
  6. Semua orang menaruh hormat kepadanya.
  7. Kagum khalayak ramai dibuatnya ketika mendengar taujihatnya.
  8. Tanpa terasa, kadang-kadang air mata orang ramai meluncur deras demi mendengar sentuhan wasiatnya.
  9. Jamaahnya kian hari kian besar.
  10. Sanjungan dan pujian tidak pernah putus terlontar meskipun ia tidak meminta.
  11. Pengaruhnya mula menguasai masyarakat awam.
  12. Semua kalangan meletakkan kepercayaan kepadanya agar ia membawa misi perubahan.
  13. Bukan hanya rakyat jelata yang menaruh harapan.
  14. Sebahagian birokrat dan penjawat awam akan cuba mendekatinya.

Dunia yang dahulunya telah :

  1. Menaklukkan Qarun.
  2. Membuatkan ahlul badar khilaf.
  3. Menyebabkan ahlul uhud tercerai berai.

Maka dunia yang sama ini tidak akan pernah membiarkan seorang pejuang untuk lepas dari perangkap pesonanya.

Adakah seorang pendakwah itu tetap menjadi

  1. Pendakwah profesional

atau menjadi

  1. Pendakwah dunia.

Hanya waktu yang akan membuktikanya.

Apakah dia menjadi

  1. Pejuang aqidah

atau

  1. Pejuang kepentingan.

Dunia dahulu dan dunia kini masih sama kekuatannya untuk menipu dan mengelabui pewaris Nabi.

Adakah pendakwah mampu belajar dari pengalaman atau tidak?

Namun sebahagian dari kita sering belajar dari pengalaman bahwa :

Kita tidak belajar dari pengalaman.’

Andaikata kemenangan menjadikan pendakwah :

  1. Lebih dekat kepada Penciptanya.
  2. Lebih bersyukur.
  3. Lebih bertambah ketawadhu’annya.
  4. Lebih meridhai kesusahan perjuangannya.
  5. Semakin dekat dengan Allah swt.

Maka ketahuilah bahwa ciri-ciri tersebut memang layak dimiliki oleh pendakwah pofesional.

Namun, jika yang berlaku adalah sebaliknya maka ia telah berubah menjadi pendakwah dunia, Na’udzubillahi min zalik……

Ya Allah, jadikanlah dunia ini sebagai ladang dakwah kami sehingga kami berusaha, beramal dan berdakwah semata-mata mengharapkan keridhaanMu. Jauhkanlah diri kami dari dikuasai oleh dunia dan segala penghasilannya kerana kami khuatir bahwa dunia yang sepatutnya menjadi ladang dakwah kami akan mengubah niat dan matlamat kami sehingga menukarkan peribadi pendakwah menjadi pendakwah dunia.

Ameen Ya Rabbal Alameen

WAS

Saturday, August 21, 2010

Memperingati Detik Hitam 21 Ogos 1969

Al-Aqsa dibakar pada 21Ogos 1969

Kenapa dengan 21hb Ogos?

Tarikh 21 Ogos adalah satu detik hitam bagi umat Islam di seluruh dunia. Genap 41 tahun yang lalu (21 Ogos 1969), maruah umat Islam telah tercalar dengan satu penghinaan apabila Masjid al-Aqsa telah dibakar oleh pelampau Yahudi yang disokong kuat oleh golongan Kristian Zionis. Usaha terkutuk ini telah dilakukan oleh penjenayah yang berasal dari Australia yang bernama Michael Dennis Rohan.

Michael Rohan telah menyalakan api di dalam Masjid al-Aqsa untuk membakar dan sekaligus memusnahkannya. Api yang marak membakar hampir-hampir sahaja memusnahkan keseluruhan bangunan Masjid al-Aqsa. Namun tindakan tangkas umat Islam di Baitul Maqdis selama sehari suntuk mengizinkan mereka untuk memadamkan api tersebut.

Adakah Michael Rohan bertindak bersendirian?

Tidak, sekali-kali tidak.

Michael Rohan sebenarnya tidaklah bersedirian di dalam melakukan jenayah keji ini. Beliau mendapat sokongan padu dari rejim Zionis Israel yang mahu melihat Masjid al-Aqsa lenyap dari muka bumi bagi meneruskan projek mereka untuk membina kuil Yahudi yang dikenali sebagai ‘Solomon Temple’ atau Haikal Sulaiman di dataran Baitul Maqdis tersebut.

Penjenayah yang bertanggungjawab terhadap pembakaran tersebut telah ditangkap tetapi kemudiannya dibebaskan tanpa sebarang hukuman. Mahkamah Israel sememangnya sentiasa bersandiwara apabila memutuskan bahawa Michael Rohan yang merupakan seorang doktor perubatan itu sebagai seorang yang tidak siuman dan hanya dikenakan tindakan dihantar pulang ke Australia.

Michael Rohan pula dengan rasa bongkaknya telah berkata bahawa apa yang dilakukannya adalah satu tanggungjawab agama sebagaimana yang termaktub di dalam ajaran Talmud. Dia turut mendakwa bahawa beliau telah berjaya di dalam melaksanakan misinya yang merupakan satu perintah dari tuhan.

Dinding Al-Aqsa yang roboh akibat pembinaan terowong

Apakah kesan pembakaran tersebut?

Pihak Zionis telah memulakan perancangan mereka terlebih awal dengan menutup saluran paip air menuju ke Masjid al-Aqsa agar agenda jahat itu berjaya membuahkan hasilnya yang maksimum. Tentera Israel juga telah menghalang pasukan bomba dan warga Arab daripada memasuki kawasan masjid pada hari tersebut.

Tindakan biadap tersebut telah menyebabkan:

    1. Sebahagian besar Masjid al-Aqsa mengalami kerosakan dan musnah menjadi arang. Kemusnahan tersebut melebihi sepertiga daripada keseluruhan kawasan masjid iaitu kira-kira 1500 meter persegi daripada 4400 meter persegi keluasan masjid.

    2. Mimbar Solahuddin al-Ayyubi yang bersejarah, Mihrab Zakaria, Masjid Umar al-Khattab dan sebahagian besar daripada serambi masjid turut hangus

    3. Turut musnah dalam kejadian tersebut adalah atap-atap masjid yang telah roboh menyembah bumi serta tiang-tiang yang indah dengan hiasan ayat-ayat al-Quran.

Al-Aqsa ditawan pada 1967

Apakah peranan O.I.C?

Pembakaran Masjid al-Aqsa telah mengundang aksi protes dari seluruh dunia Islam bermula dari Maghribi di barat sehinggalah ke Indonesia di timur.

Banyak pertemuan dan perundingan di peringkat regional dan internasional telah diadakan bagi menghentikan kemarahan umat Islam. PBB juga terpaksa mengadakan sidang tergempar dan telah mengeluarkan Resolusi 271 yang mengutuk Israel dan menyeru Israel agar menghentikan segala usaha yang bertujuan untuk merubah status Baitul Maqdis dan pengYahudian Masjid al-Aqsa.

Para pemimpin negara-negara Islam pula telah bergabung dan bersetuju untuk menubuhkan OIC ekoran dari kejadian pembakaran Masjid al-Aqsa tersebut. Mereka telah mengadakan pertemuan tergempar di Rabat, ibu negara Maghribi serta telah menghasilkan beberapa resolusi bagi mencegah apa jua usaha penodaan Masjid al-Aqsa. Namun sedihnya resolusi itu kesemuanya hanya tinggal sebagai resolusi yang tidak berjaya dilaksanakan. OIC sebenarnya telah terbukti gagal di dalam mewakili umat Islam bagi menangani keselamatan dan kesucian Masjid al-Aqsa.

Zionis bekerja siang dan malam untuk mengusai Al-Aqsa

Telah berakhirkah ancaman terhadap Masjid al-Aqsa?

Kesan pahit dari pembakaran Masjid al-Aqsa pada 1969 masih terus dirasai oleh dunia Islam sehingga ke saat ini. Banyak lagi peristiwa jenayah yang dilakukan terhadap al-Aqsa, di antaranya:-

    1. 27 Januari 1982, sekelompok Yahudi radikal berjaya masuk ke Masjid al-Aqsa untuk membakarnya sekali lagi namun usaha mereka berjaya dipatahkan.

    2. 14 Januari 1989, beberapa orang anggota (parlimen) Knesset Israel telah masuk ke Masjid al-Aqsa dengan kawalan ketat pasukan rejim Zionis dan mereka telah membaca kitab-kitab suci agama Yahudi di dalam al-Aqsa.

    3. 28 September 2000, PM Israel Ariel Sharon, dengan kawalan ketenteraan yang ketat dari pasukan militari Zionis telah melakukan kunjungan ke Masjid al-Aqsa dan telah masuk ke dalam masjid itu. Dia telah mengatakan bahawa lawatan tersebut adalah hak bagi rakyat Israel untuk melawat sebahagian dari tanah negara mereka. Kunjungan tokoh pengganas Sabra dan Shatila ini telah menyebabkan tercetusnya Intifada al-Aqsa.

Kini, setelah 41 tahun pembakaran Masjid al-Aqsa, masih ada ribuan lagi pengganas Zionis dan Yahudi radikal yang terus menanti kelalaian umat Islam untuk memusnahkan Masjid al-Aqsa yang diberkati itu.

Sinagog Hover yang telah dirasmikan pada Mac 2010 bersebelahan dengan Al-Aqsa

Apakah lagi jenayah Zionis ke atas Masjid al-Aqsa?

Pihak Zionis telah bertungkus-lumus untuk mengYahudikan Masjid al-Aqsa sejak dari peristiwa An-Naksah (Malapetaka yang berulang) iaitu peristiwa penjajahan Baitul Maqdis Timur dan Masjid al-Aqsa pada 1967.

Banyak lagi, di antara jenayah projek pengYahudian al-Aqsa ialah:-

    1. Menghalang umat Islam dari menziarahi masjid ini dan memakmurkannya

    2. Menghalang usaha membaik-pulih Masjid al-Aqsa yang rosak

    3. Merampas Tembok Buraq yang merupakan sebahagian dari al-Aqsa

    4. Mengadakan upacara agama Yahudi di dalam Masjid al-Aqsa

    5. Siri pengeboman secara terancang ke atas Masjid al-Aqsa

    6. Siri pembunuhan umat Islam di Masjid al-Aqsa

    7. Penggalian terowong yang besar lagi panjang di bawah masjid ini

    8. Mengubah identiti Islam dan Arab kepada identiti Yahudi di Baitul Maqdis dan Masjid al-Aqsa

    9. Pembinaan Sinagog Hover bersebelahan dengan al-Aqsa dll

Sudah terlalu banyak jenayah yang dilakukan oleh rejim Zionis terhadap Masjid al-Aqsa yang merupakan jantung hati umat Islam. Al-Aqsa adalah qiblat yang pertama umat, masjid yang ketiga suci serta bumi Isra’ dan Mi’raj, Masjid al-Aqsa mesti diselamatkan dari kemusnahan dan kehancuran oleh tangan-tangan pengganas rejim Zionis dan pelampau Yahudi.

Apa yang telah dan sedang berlaku terhadap al-Aqsa merupakan sesuatu yang sepatutnya sudah cukup untuk menyedarkan umat Islam dari terus lena dalam buaian mimpi.

Al-Aqsa, jantung hati umat Islam

Apa yang boleh saya lakukan untuk menyelamatkan al-Aqsa?

Sebenarnya banyak langkah praktikal yang boleh kita lakukan bagi menyelamatkan Masjid al-Aqsa dari ancaman kemusnahan. Di antaranya ialah

    1. Bermula dengan diri kita dengan mengenali sejarah Palestin serta kepentingan Masjid al-Aqsa di dalam aqidah umat Islam.

    2. Didiklah keluarga dan masyarakat tentang keutamaan mengambil berat urusan umat Islam termasuk dengan apa yang berlaku di Palestin dan al-Aqsa serta menyebarkan kesedaran tentang status sebenar al-Aqsa kepada mereka dengan apa jua cara.

    3. Menganjurkan program berkaitan dengan Masjid al-Aqsa pada sambutan peristiwa Isra’ dan Mi’raj ataupun pada Hari al-Aqsa Sedunia pada 21hb Ogos di masjid-masjid, sekolah-sekolah, kampus universiti dan di premis-premis yang lain serta melibatkan pihak media.

    4. Memberikan sumbangan kewangan kepada badan-badan yang memperjuangkan masa depan Masjid al-Aqsa.

    5. Menyokong seruan pemboikotan ekonomi ke atas barangan musuh (Zionis) dan juga pendokong mereka.

    6. Melibatkan golongan bukan Islam dalam isu ini di atas asas persefahaman bersama dan dimensi kemanusiaan. Persefahaman ini adalah bertitik tolak daripada kefahaman yang benar, kemanusiaan dan keadilan sejagat.

    7. Melonjakkan isu ini ke persada internasional kerana perjuangan pembebasan al-Aqsa adalah isu yang menyatukan cita-cita dan hasrat umat Islam sejagat.

    8. Berdoa kepada Allah swt agar Masjid al-Aqsa diselamatkan dari musuh-musuh umat Islam dan kemuliaannya sentiasa terpeilhara.

Jom… kita bertindak segera secara berterusan dan sistematik demi masa depan al-Aqsa. Sebelum nasi menjadi bubur, marilah kita berganding bahu dan mengorak langkah ke hadapan bagi memperjuangkan kemuliaan al-Aqsa yang tercinta……

Semoga kita bertemu di Masjid al-Aqsa…

Prof. Madya Dr. Zainur Rashid Bin Zainuddin,
Naib YDP ISMA Cawangan Seremban.

* Beliau juga adalah merupakan Perunding Aman Palestin.

Dipetik daripada ismaweb.net

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More